Sepasang Naga dan Bayi
Kota Tapaktuan sering disebut juga dengan Kota Naga. Sebutan itu berasal dari legenda Putri Naga dan Tuan Tapa. ini mengisahkan tentang dua ekor naga yang diusir dari negeri Tiongkok karena tidak memiliki keturunan. Lalu sepasang naga tadi pun tinggal di sebuah teluk bernama Teluk Tuantapa. Tidak sengaja dua naga tersebut menemukan seorang bayi yang terapung di tengah lautan. Mereka pun merawat bayi tadi dengan penuh kasih sayang. Bayi itu beranjak dewasa dan menjadi seorang gadis yang cantik. Suatu saat datanglah sebuah kapal dari Kerajaan Asranaloka dari India. Ternyata dulu dia pernah kehilangan putrinya. Saat raja melihat gadis cantik tadi, raja yakin bahwa dia-lah putrinya yang hilang dulu terhanyut dibawa air laut. Raja hendak meminta putrinya kembali kepada sepasang naga.
Pertarungan Naga, Raja, dan Tuan
Tapa
Sepasang naga menolak, lalu terjadi sebuah perkelahian antara raja dan sepasang naga tersebut. Pada saat mereka berkelahi, Tuan Tapa yang sedang bertapa di sana merasa terganggu. Dia pun mencoba melerai perkelahian itu dan meminta kepada sepasang naga untuk mengembalikan putri tersebut. Naga-naga tersebut tetap tidak mau, malahan mengajak Tuan Tapa untuk bertarung. Namun, dalam pertarungan tersebut, sepasang naga kalah dan putri pun dikembalikan kepada orangtuanya. Naga jantan mati terbunuh. Hati dan tubuhnya hancur membentuk bebatuan hitam berbentuk hati. Kini batu tersebut dikenal dengan nama Batu Hitam. Darahnya pun berubah menjadi batu yang dikenal dengan Batu Merah. Di tempat itu, Tuan Tapa meninggalkan jejak kaki yang sekarang masih ada di pesisir pantai.
Kemudian tongkat dan sorbannya berubah menjadi batu berwarna hitam yang letaknya beberapa ratus meter dari jejak kakinya.
Terbentuknya Pulau Dua dan Pulau
Banyak
Naga betina pun mengamuk melihat naga jantan mati. Lalu dia membelah pulau menjadi dua bagian yang dikenal dengan Pulau Dua. Bagian pecahan pulau yang terbesar juga menjadi sasaran amuk naga betina. Dia membelah lagi pulau tersebut menjadi 99 pulau kecil. Kumpulan pulau kecil itu dinamakan Pulau Banyak, letaknya ada di Kabupaten Aceh Singkil. Putri yang telah dikembalikan kepada keluarganya tadi dijuluki dengan nama Putri Naga. Dia dan keluarga raja menetap di pesisir pantai dan tidak kembali lagi ke daerah asalnya. Putri Naga dan keluarga kerajaan tersebut diyakini sebagai asal usul masyarakat Tuantapa.
Makam Tuan Tapa
Setelah kejadian ini, Tuan Tapa pun jatuh sakit. Dia meninggal pada Ramadhan tahun 4 Hijriyah. Jasadnya dikuburkan di dekat Gunung Lampu, di depan Mesjid Tuo, Gampong Padang, Kelurahan Padang, Kecamatan Tapaktuan. Sampai saat ini, makam Tuan Tapa sering dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri. Makam tersebut mengalami beberapa kali perbaikan semasa Pemerintahan Hindia Belanda.
Tempat Wisata Kota Tapaktuan
Legenda ini sudah diceritakan secara turun temurun sampai saat ini. Cerita itu pun menjadi pemikat bagi para wisatawan utuk datang mengunjungi Kota Tapaktuan. Selain adanya legenda tersebut, kota ini memiliki banyak keindahan alam. Ada teluk yang indah dan gugusan pantai berkarang, yaitu Pantai Teluk Tapaktuan dan Pantai Labuhan Haji. Tempat tersebut menjadi tujuan objek wisata. Selain itu ada juga wisata menarik lainnya. Yaitu, Wisata Air Dingin, Panorama Hatta, Pulau Dua, Genting Buaya, Ia Sejuk Panjupian, Air Terjun Twi Lhok, Batu Berlayar, atau Gua Kalam.
No comments
berkomentar sesuai dengan jatidirimu