Rumah Adat Sumatera Selatan
Banyak hal yang kita dapatkan saat mengenali satu persatu rumah warisan
tersebut, mulai dari nilai, arti sejarah, cerita sampai dengan polemik yang
terjadi. Palembang merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah
yang memiliki banyak warisan budaya mernarik dan hingga kini masih lestari, seperti kesenian tari adat dan kegiatan upacaranya. Akan lebih
lengkap jika kedua informasi itu ditambah dengan ulasan tentang rumah adat yang
ada di Sumatera Selatan. Rasanya kita akan semakin lengkap mengenal jati diri
daerah yang terkenal dengan makanan Mpek-mpek ini. Keperluan orang
akan informasi rumah tradisional Sumatera Selatan dari berbagai status sosial.
Ada yang dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk bahan penelitiannya
menjelang tugas akhir. Mereka biasanya adalah mahasiswa jurusan seni. Meski
tidak tertutup kemungkinan dari mahasiswa jurusan lainnya.
Semakin maju
dan berkembangnya alat komunikasi, maka semakin mudahnya manusia mendapatkan
informasi yang mereka butuhkan. Untuk mendapatkan info tentang apa saja rumah
adat Sumatera Selatan, Anda tidak harus datang ke sana. Cukup dengan mengetik
kata kunci terkait di mesin pencari pada laman internet, maka dengan cepat apa
informasi yang Anda butuhkan bisa didapatkan. Namun, kami tidak melarang jika
Anda hendak datang ke daerah yang dikenal dengan ikon Sungai Musi itu. Rumah adat
Sumatera Selatan terletak di wilayah pulau Sumatera yang secara bersamaan ada
juga rumah adat khas Aceh di ujungnya, pada titik kilometer Nol. Anda juga
disarankan untuk mengenalinya.
1. Rumah Adat Rakit
Rumah Rakit
merupakan salah satu rumah adat yang ada di Palembang Sumatera Selatan. Rumah
rakit ini adalah rumah tempat tinggal masyarakat yang bertempat di atas
permukaan air (terapung) lebih tepatnya rumah ini berada di atas rakit. Rakit disusun
dari balok-balok kayu dan potongan-potongan bambu. Pada keempat sudutnya
dipasang tiang agar rumah tidak berpindah tempat. Tiang-tiang tersebut diikat
dengan tali rotan yang kuat ke tonggak yang menancap di tebing sungai.
Atap rumah
terdiri atas dua bidang saja, yang disebut atap kajang. Rumah rakit berbentuk
persegi panjang, tetapi selisih panjang dan lebar rumah tidak terlalu besar,
sehingga hampir seperti bujur sangkar. Pada umumnya rumah rakit terbagi menjadi
dua bagian saja dan memiliki dua pintu. Satu pintu menghadap ke tepi sungai dan
Pintu lainnya menghadap ke tengah sungai. Adapun daun jendela terdapat di kanan
kiri rumah. Antara rumah rakit dan daratan dihubungkan dengan jembatan,
sedangkan untuk berhubungan dengan tetangga menggunakan perahu.
2. Rumah Adat Limas
Rumah adat yang
bernama Limas berasal dari dua buah kata yaitu Lima dan Emas. Rumah Limas
merupakan rumah panggung yang mana atapnya berbentuk segi lima. lantai rumah
dibuat berundak yang disebut dengan kekijing . satu rumah limas biasanya
terdiri dari 2, 3, atau 4 kekijing. Tinggi tiang penyangga rumah kira-kira 1,5
meter sampai 2 meter dari permukaan tanah. Rumah Limas terdiri atas tiga
ruangan utama, yaitu depan, tengah, dan belakang.
Di bagian depan
rumah terdapat tangga untuk masuk ke rumah. Biasanya tangga berjumlah dua buah.
Selain tangga, dilengkapi pula dengan gentong atau tempayan untuk menampung
air. Air dalam tempayan digunakan untuk mencuci kaki sebelum masuk ke dalam
rumah.
3. Rumah Adat Padu Ampar
Rumah Padu
Ampar hampir seluruhnya terbuat dari bahan bambu. Hampir sama dengan rumah
Limas, Rumah Padu Ampar ini juga berbentuk rumah panggung. Atap rumah adat ini
sama dengan atap rumah Kingking, yaitu atap Piabung. Atapnya terbuat dari bambu
yang dibelah menjadi dua. Bagian depan rumah berupa garang dengan tangga. Tangganya juga
terbuat dari bambu, sedangkan bagian tengah sedikit berbeda dengan jenis rumah
kilapan, tatahan, ataupun kingking. Lantai rumah bagian tengah dibuat tidak
berundak. Ini berarti di bagian tengah rumah tidak terdapat sengkar, baik
sengkar atas maupun sengkar bawah.
4. Rumah Adat Cara Gudang
Rumah Cara
Gudang dibuat dari kayu-kayu yang bagus seperti kayu Petanang, Unglen, dan Tembesu.
Rumah cara gudang berbentuk memanjang seperti gudang. Rumah cara gudang
didirikan dengan tiang-tiang tinggi sekitar 2 meter dan atapnya berbentuk
limas. Lantai rumah cara gudang tidak berundak seperti pada rumah limas.
Susunan ruang rumah cara gudang mirip dengan rumah Limas. Rumah ini terbagi
atas tiga ruangan utama, yaitu depan, tengah, dan belakang.
5. Rumah Adat Padu Kingking
Rumah Padu
Kingking adalah rumah adat masyarakat suku pasemah. Bangunan rumah ini pada
bagian-bagian tertentu terdiri atas kayu dan bambu. Bahan bambu terutama
digunakan untuk bagian dinding rumah. Bentuk rumah kingking lebih kurang
seperti bujur sangkar.
Atap Rumah
Kingking berbentuk piabung terbuat dari bambu yang dibelah dua atau gelumpai.
Rumah Kingking termasuk rumah panggung dengan tiang penyangganya berupa tiang
duduk. Adapun bagian-bagian dalam rumah sama dengan rumah jenis tatahan dan
kilapan.
6. Rumah Adat Tatahan
Rumah Tatahan
memiliki ukiran di beberapa bagian tertentu sebab itulah rumah adat satu ini
dinamakan tatahan. Pembuatan hiasan ukiran tersebut dengan cara menatah atau
memahat. Rumah tatahan berbentuk bujur sangkar dan dibangun di atas tiang
setinggi kurang lebih 1.5 meter dan bangunan rumah ini terbuat dari bahan kayu
kelat atau tembesu yang tahan lama.
Rumah Tatahan
terdiri dari dua ruang utama yaitu ruang depan dan ruang tengah. Ruangan depan
berupa beruge atau garang yang berfungsi sebagai tempat memasak. Biasanya di
tempat ini diberi tanah yang kemudian diletakkan tungku untuk memasak.
Sedangkan ruang tengah terdiri atas sengkar bawah dan sengkar atas.
7. Rumah Adat Kilapan
Sama seperti
rumah Kingking, Rumah Kilapan juga merupakan rumah tradisional suku
pasemah. Rumah Klipan memiliki ukiran
dinding yang dilicinkan dilicinkan/dihaluskan dengan ketam/sugu. Rumah ini
tergolong rumah panggung dengan tinggi sekitar 1,5 meter.
Berbeda dengan
rumah panggung lainnya, Tiang-tiang penyangga rumah tidak ditanamkan ke dalam
tanah. Tiang-tiang cukup didirikan di atas tanah dan diperkuat dengan
baru-baru. Tiang seperti ini disebut tiang duduk. Adapun susunan ruang dari
rumah kilapan sama halnya dengan rumah tatahan. Ruangan ini terdiri atas ruang
depan, sengkar atas, dan ruang bawah.
8. Rumah Adat Ulu
Rumah Ulu
bermukim di kawasan hulu Sungai Musi, propinsi Sumatera Selatan. Asal nama
rumah ulu yaitu dari kata uluan yang bermakna pedesaan. Uluan juga sebutan bagi
masyarakat yang tinggal di bagian hulu Sungai Musi. Kayu mendominasi bahan
untuk membangun rumah Ulu yang di tambah dengan bagian bawah ditopang oleh
batang pohon unglen. Ada alasan penting kenapa memakai batang pohon unglen
karena batang pohon ini diyakini bisa bertahan hingga ratusan tahun. Pastinya Anda sudah mengetahui apa saja rumah adat daerah Sumatera Selatan.
Jika masih penasaran, Anda bisa datang ke sana dengan memakai jasa rental mobil
Palembang yang murah. Kemudian, jangan lupa untuk berbagi dengan teman-teman
Anda mengenai informasi ini ya.
No comments
berkomentar sesuai dengan jatidirimu