Makanan Khas Sulawesi
Ketika membicarakan makanan khas Sulawesi, kemungkinan besar yang terlintas di benak sebagian besar orang adalah coto Makassar. Coto memang salah satu makanan khas Sulawesi. Rasa soto yang khas dibandingkan dengan jenis soto lain memang membuatmu tidak akan bisa melupakannya. Akan tetapi, selain coto Makassar, nyatanya masih banyak makanan khas Sulawesi yang bisa menggoyang lidahmu. Hanya saja, tidak banyak orang yang perhatian dengan makanan asal Sulawesi ini. Ada delapan jenis makanan khas Sulawesi untuk camilan maupun makanan pokok yang tidak kalah lezat dan patut untuk dicoba di bawah ini.
1. Gogoso
Gogoso adalah makanan yang cocok digunakan sebagai pengganjal pada saat lapar. Cara membuatnya yang cukup unik karena dipanggang menggunakan daun pisang. Tampilan luar gogoso sekilas terlihat seperti lontong. Akan tetapi, bumbu khas Makassar sangat mendominasinya. Beberapa jenis bahan yang ditambahkan antara lain adalah daun salam, santan, dan garam. Ketiga bahan tersebut menjadi bahan dasar pembuatan bagian ketannya. Setelah ketan matang dan gurih, ketan akan dibungkus dengan daun pisang bersamaan dengan daging ayam maupun sapi. Ketika melihat kombinasi bahan tersebut, mungkin kamu menyangka kalau rasa gogoso ini mirip lemper. Proses pemasakan tersebut benar-benar menghasilkan rasa yang berbeda karena lemper dibuat dengan cara dikukus dan gogoso ini dipanggang. Selain dari rasanya yang lezat dan nikmat, Kamu tidak perlu ragu untuk membeli gogoso karena harganya yang memang relatif terjangkau.
2. Burasa
Masih tidak jauh dari makanan yang berkaitan dengan daun pisang, dari luar burasa juga mirip dengan lontong atau pun gogoso. Burasa sebenarnya berasal dari kata buras yang berarti beras bagi orang di daerah Makassar. Melihat dari namanya, burasa ini tentu terbuat dari beras yang akhirnya membedakan dari gogoso yang berbahan dasar beras ketan. Karena memang mirip dengan lontong, banyak yang menyebut burasa sebagai lontong bersantan. Penyebutan burasa sebagai lontong bersantan tidak lepas dari proses pembuatannya yang dimasak dengan santan sebagai pengganti air. Setelah beras sudah cukup lembek dan menyerap santan, beras tersebut akan dibungkus dengan daun pisang dan ditali rafia. Karena pembuatannya yang tidak sulit dan rasanya yang lezat, burasa ini sudah menyebar hingga ke luar Sulawesi. Beberapa daerah yang juga umum menggunakan burasa sebagai pengganti lontong atau ketupat adalah daerah Kalimantan, Gorontalo, bahkan hingga Malaysia. Banyak orang yang lebih memilih burasa ini karena rasanya lebih lembut dan gurih dibandingkan dengan lontong.
3. Lalampa
Belum berbeda jauh dengan burasa atau pun gogoso, lalampa juga termasuk makanan yang dibungkus dengan daun pisang. Hanya saja, pembuatan lalampa ini tidak sesimpel pembuatan gogoso atau pun burasa. Bahan dasar lalampa adalah beras ketan. Hal yang paling membedakannya dari kedua makanan di atas adalah isiannya yang berupa ikan cakalang. Hanya saja, proses pembuatan lalampa ini bukannya dikukus tetapi dibakar. Meskipun perlu waktu yang cukup lama untuk membuatnya, kamu bisa langsung mencobanya di rumah karena bahan yang dibutuhkan tidak sulit. Cukup siapkan beras ketan putih yang sudah dicuci, garam, daun pandan, serta santan untuk bagian luar berupa ketan. Untuk isiannya, kamu bisa siapkan suwiran ikan tongkol asap yang sudah dihaluskan, daun jeruk purut, kunyit, kemangi, minyak sayur, dan daun pandan. Bumbu yang cukup banyak di atas membuat lalampa membutuhkan waktu lama untuk membuatnya. Meskipun demikian, bumbu yang banyak tersebut juga membuat aroma dan cita rasa dari lalampa ini sangat lezat dan nikmat. Jika sudah pernah mencicipinya, dijamin deh kamu akan ketagihan karena rasa gurih rempah-rempahnya memang tidak akan bisa ditemukan di daerah lain.
4. Mi Titi
Mi yang satu ini cukup unik. Mi titi sebenarnya adalah sejenis mi kering ala Makassar yang popular pada tahun 1970-an. Sama halnya dengan ifumie yang berdekatan dengan etnis Tionghoa. Mi titi ternyata juga berasal dari keturunan Tionghoa yang bernama Ang Kho Tjao. Ang Kho Tjao adalah orang asli dari Tionghoa yang menurunkan resep memasaknya pada tiga orang anaknya, yakni Awa, Hengky, dan yang terakhir adalah Titi. Ketiga anaknya tersebut mulai mendirikan bisnis dan meneruskan resep keluarga tetapi dengan masing-masing perubahan khas dari masing-masing anak. Dengan perubahan rasa tersebut, tentunya masyarakatlah yang akhirnya memilih jenis mi yang cocok dengan lidahnya. Karena cukup populer, banyak orang mulai meniru resepnya karena dirasa memang tidak sulit. Kuah kental dari mi titi adalah salah satu ciri khasnya. Di dalam kuah kental tersebut terdapat irisan jamur, ayam, udang, hati serta cumi. Yang paling khas tentunya adanya mi kering yang sangat tipis di dalamnya. Dengan tekstur keringnya, mi ini menghasilkan rasa gurih dan renyah sekaligus
5. Pallubassa
Kalau menyebutkan makanan berkuah di Sulawesi atau Makassar, mungkin hal pertama yang terlintas adalah coto Makassar. Padahal, ada varian makanan berkuah lain yang tak kalah nikmar, yakni Pallubassa. Sekilas, pallubassa sebenarnya mirip dengan coto Makassar. Perbedaan yang paling menonjol dari pallubassa ini adalah adanya telur ceplok mentah di atasnya. Telur ceplok mentah ini akan langsung menarik perhatian kamu terutama kalau kamu penggemar makanan yang berbau telur setengah matang atau telur mentah. Selain dari telur ceplok di atasnya, perbedaan coto Makassar dengan pallubassa adalah kuahnya yang memiliki warna lebih pekat. Untuk cara memakannya pun pallubassa juga sangat berbeda dengan cara memakan coto. Pallubassa ini tentunya akan menjadi salah satu makanan berkuah yang menjadi alternatif kalau kamu tidak begitu menyukai ketupat atau lontong sebagai makanan pokok. Di daerah Sulawesi sendiri, kamu bisa dengan mudah mencari warung-warung yang menjual makanan berkuah yang satu ini.
6. Nasi Jaha
Makanan yang satu ini terbilang cukup unik karena terbuat dari campuran beras putih dan beras ketan. Nasi jaha sendiri dibuat dengan cara mengaron atau mengukus beras ketan dan beras putih secara bersamaan. Setelah proses mengaron atau mengukus selesai, hasilnya kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang di dalamnya sudah dilapisi daun pisang. Untuk hasil yang maksimal, bambu yang dibutuhkan biasanya adalah bambu yang memiliki panjang sekitar 30 hingga 50 cm. Sekilas, nasi jaha ini mirip dengan makanan khas lain dari Sumatera Barat, yakni lemang. Hal yang membuatnya berbeda tentunya bahan dasarnya yang dicampur dengan nasi putih karena lemang hanya menggunakan beras ketan. Tidak hanya itu, dalam proses penyantapannya juga sangat berbeda karena nasi jaha ini lebih umum ditemani dengan cakalang pampis.
7. Kabuto
Meskipun Namanya berbau nama-nama Jepang, makanan camilan ini tidak ada sangkut pautnya sedikit pun dengan salah satu negara Asia Timur itu. Bahkan, sekilas kabuto sangat mirip dengan makanan gathot yang berasal dari Jawa. Gathot umumnya dimakan dengan diiringi taburan parutan kelapa dan gula yang menciptakan cita rasa yang manis sedangkan kabuto lebih cenderung pada taburan ikan asin dan hal lain yang bisa menciptakan cita rasa gurih. Kabuto lebih sering ditambahkan dengan taburan cita rasa yang gurih karena daerah asal dari kabuto sendiri adalah daerah pantai. Tidak hanya ikan asin, kabuto bisa dimakan dengan ikan jenis lainnya yang bisa kamu pilih sesuai selera.
8. Sagela
Selain dari kabuto, ada jenis street food lain yang rasanya tidak bisa diabaikan adalah sagela. Sagela ini adalah street food dengan rasa premium yang berasal dari daerah Gorontalo. Setelah benar-benar kering bagian daging roa diambil dengan tujuan dijadikan bubur sagela. Daging yang sudah ditumbuk hingga sangat halus tersebut diolah dengan bahan-bahan lain, mulai dari cabai, bawang, hingga tomat. Bahan-bahan yang dibutuhkan di atas kemudian ditumbuk hingga halus dan encer. Jika kamu tidak menyukai pedas, kamu bisa mengurangi cabe rawit. Biasanya, orang Gorontalo juga menambahnya dengan kerupuk atau irisan mentimun. Makanan khas yang berasal dari Indonesia sebenarnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak berbeda jauh. Akan tetapi, jenis kombinasi yang berbeda dan proses pemasakan yang juga berbedalah yang menyebabkan semua jenis masakan di tiap daerah juga memiliki cita rasa yang berbeda. Begitu pun dengan makanan khas Sulawesi yang kebanyakan cenderung memiliki cita rasa gurih.
No comments
berkomentar sesuai dengan jatidirimu