Alat musik tradisional Sumatra utara
Uning-uningan merupakan kesenian tradisional Batak Toba yang tersisa. Kesenian ini terdiri dari unsur musik di mana alat musiknya merupakan alat musik tertua dan asli dari masyarakat Batak Toba. Un berarti suara yang rendah dan ing berarti suara yang tinggi. Dengan demikian, pengertian uning-uningan berarti, suara bongor (berat) dan sihil (nyaring) yang bersahut-sahutan.
Ada beberapa jenis alat musik yang dipakai dalam
uning-uningan, antara lain jenis aerophone terdiri dari sarune na
met-met, sulim, sordam, tulila, tataloat, salung dan along-along. Biasanya, dalam pertunjukan musik tradisional Batak Toba, tidak semua
alat musik ini digabung dalam satu ensambel, tetapi dipilih beberapa jenis saja. Hal yang
penting dalam uning-uningan, yaitu harus ada paling sedikit satu jenis alat musik
yang berfungsi sebagai pembawa melodi dari repertoar yang dimainkan. Sebagaimana
masyarakat komunal, Batak Toba juga mendasarkan pengalaman empiris dan
sipritualitas mereka melalui musik. Mereka dianggap sosok pandai yang terpilih. Salah tugas
mereka adalah memediasi hubungan manusia dengan Debata Mulajadi Nabolon melalui
musik. Musik
dianggap paling efektif untuk mendekatkan diri seseorang dengan Tuhannya. Tentu saja, karena musik
adalah media yang paling gampang menyentuh perasaan manusia. Dalam musik, konsep
demikian sangat memudahkan seseorang untuk trans. Hal itu dijelaskan oleh maestro musik Batak Toba, Marsius
Sitohang.
Pada artikel ini, kita akan membahas soal alat-alat musik Sumatera Utara yang biasa digunakan dalam kesenian-kesenian lokal yang masih terjaga itu.
1. Alat Musik Aramba
Nias merupakan kepulauan yang
secara administratif masih menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara. Dari
Pulau Nias inilah, Aramba berasal. Aramba adalah sebuah alat musik yang
berbentuk seperti alat musik bende yang oleh masyarakat setempat biasa digunakan
dalam acara adat seperti perkawinan. Alat ini biasanya digantungkan dengan
seutas tali, dimainkan dengan cara dipukul pada tonjolan di bagian tengah-nya
menggunakan alat pemukul khusus. Piringan aramba terbuat dari logam seperti
perunggu, kuningan, atau tembaga. Piringan aramba memiliki ukuran diamter
mencapai 40 hingga 50 cm. Namun jenis aramba yang biasa digunakan oleh keluarga
bangsawan, yaitu Aramba Fatao dan Aramba Hongo, memiliki ukuran diameter
sepanjang 60 hingga 90 cm.
2. Alat Musik Hasapi
Hasapi merupakan alat musik tradisional khas Sumatera Utara, khususnya di daerah masyarakat Batak. Hasapi atau "kecapi" Alat ini berupa sebatang kayu dengan dua senar yang dimainkan dengan cara dipetik seperti gitar. Hasapi banyak ditemukan di Kelurahan Parapat dan Pulau Samosir. Alat musik ini biasanya dijual sebagai souvenir kepada wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba. Alat musik hasapi termasuk ke dalam alat musik melodis dan ritmis karena tidak menggunakan tangga nada. Maka alat ini biasa digunakan sebagai pengiring dalam sebuah musik. Hasapi umumnya digunakan dalam acara gondang, baik berupa pertunjukan musik atau acara pernikahan. Hasapi terbuat dari kayu jior yang tumbuh di sekitar Danau Toba, namun bisa juga menggunakan kayu dari batang pohon nangka. Selain karena lebih mudah dibentuk, kayu pohon nangka dipercaya lebih kuat dan tahan lama. Batang kayu yang telah dibentuk tersebut lalu dikeruk pada bagian tengahnya sebagai lubang resonansi yang kemudian diutup dengan kayu tipis. Pada bagian ujung leher hasapi juga terdapat semacam stem yang digunakan untuk menyetel senar sebagaimana yang terdapat pada gitar. Senar yang digunakan pada hasapi juga umumnya menggunakan senar gitar.
3. Alat Musik Taganing
Taganing
atau tagading merupakan salah satu elemen instrumen dalam Gondang Sabagunan
yang berbentuk gendang. Taganing biasanya terdiri dari 5 buah gendang yang
memiliki intonasi bunyi yang berbeda-beda. Cara memainkan alat ini yatu dipukul
menggunakan sepasang pemukul atau stick yang
disebut ‘palu-palu’. Pemain alat musik taganing disebut partaganing. Masing-masing gendang dalam alat musik
taganing ini memiliki nama sendiri-sendiri, yaitu: tingting, paidua tingting, painonga, paidua odap, dan,
odap-odap. Namun, ada juga pemain yang menyetel
taganing menjadi 7 gendang. Selain 5 gendang di atas, ada tambahan, yaitu gordang dan odap. Setelan
taganing kembali tergantung pada pemainnya. Taganing terbuat dari kayu pohon
yang masing-masing berbeda bentuk, ukuran, dan intonasi bunyinya. Kebanyakan
taganung dibuat dari jenis kayu pohon nangka, pohon jengkol, hau ampiras, hau antuang, atau hau sitorngom. Masing-masing taganing juga
memiliki ukuran yang berbeda-beda, biasanya mulai dari 18 s/d 24 cm, lalu 40
s/d 55 cm.
4. Alat Musik Odap
Odap merupakan alat musik tradisional khas Batak Toba, dan termasuk dalam kategori alat musik membranofon. Odap adalah instrumen gendang dengan dua sisi, dan fungsinya sebagai pembawa ritme. Biasanya, odap dimainkan dalam acara pawai atau sebagai pengiring lagu-lagu tertentu pada Gondang Sabangunan.
5. Alat Musik Garantung
Garantung
(baca: garattung) adalah alat musik melodi Batak Toba yang terbuat dari kayu
dan memiliki lima bilah nada. Selain sebagai pembawa melodi, alat musik
garantung juga berperan sebagai ritem variable pada lagu-lagu tertentu. Alat
ini dimainkan dengan cara mamalu (memukul
bilah-bilah nada). Alat musik garantung terdiri dari 7 bilahan yang
digantungkan di atas sebuat kotak yang berfungsi sebagai resonator. Alat ini
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan sepasang alat pemukul (stick). Dalam
teknik permainannya, tangan kiri memainkan melodi dan ritem, sementara tangan
kanan memukul pada bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam
memainkan lagu.
6. Kulcapi Karo
Kulcapi merupakan alat musik tradisional Sumatera Utara yang berasal dari Suku Karo. Alat musik ini hanya memiliki dua senar, dibuat dari bahan dasar kayu yang dibentuk dan diukir dengan ornamen khas Karo. Kulcapi biasa digunakan sebagai alat musik tunggal atau dikolaborasikan dengan alat musik lainnya, seperti keteng-keteng, gendang karo, belobat, atau yang lainnya. Biasanya, alat-alat musik Suku Karo digunakan untuk mengiringi tarian adat atau nyanyian tradisional Karo.
7. Gendang Singanaki
Gendang
Singanaki adalah salah satu alat musik gendang yang terbuat dari kayu dan kulit
binatang khas Batak Karo. Gendang yang khas dengan masyarakat Batak Karo
terdiri dari dua bagian, yaitu gendang penganaki dan anak gendang dinamakan
gerantung/enek-enek. Gendang yang berukurang kecil dan ramping ini dimainkan
dengan dipukul menggunakan alat penabuh.
Dalam
sebuah ensambel musik Gendang Lima Sendalanen, gendang berfungsi sebagai
pembawa ritmeyang dimainkan bersama sarune. Alat musik ini dimainkan pada saat
upacara adat dengan religi dan pesta muda-mudi (gulo-guli aron).
8. Gendang Sisibah
Secara harfiah, gendang sisibah berarti ‘sembilan gendang’, yaitu satu set gendang berjumlah 9 yang diletakkan dalam satu rak. Berbeda dengan gendang pada umumnya, gendang ini dimainkan dengan dipukul menggunakan sepasang stik. Alat musik ini biasa digunakan untuk mengiringi upacara adat yang terdapat di Pakpak Dairi, baik acara bernuansa suka atau duka.
9. Alat Musik Fondrahi
Fondrahi merupakan alat musik tradisional yang berupa seperti gendang kecil. Dulu, fondrahi hanya digunakan oleh ere (pemuka agama) untuk melakukan ritual persembahan kepada dewa-dewa menurut kepercayaan masyarakat setempat. Namun kini, alat musik ini telah menjadi bagian dari kesenian musik Suku Nias.
10. Sarune Bolon
Sarune Bolon adalah salah satu alat musik yang menjadi bagian dari perangkat Gondang Sabangunan dari Batak Toba, berkolaborasi dengan instrumen lain seperti taganing (perangkat gendang), gondang (gendang besar), ogung (gong), hesek (simbal), dan adap (gendang kecil). Sedangkan dalam masyarakat Simalungun, sarune bolon merupakan bagian dari perangkat Gindrang Saparangguan. Alat ini biasa dimainkan bersama dengan gondrang sipitu-pitu, gondrang sidua-dua, ogung, mongmongan, dan sitalasayak pada saat upacara adat.
11. Alat Musik Tulila/Talatoit
Tulila atau talaloit merupakan instrumen aerofon, masuk dalam keluarga instrument end blown flute (jenis seruling yang dimainkan dengan posisi lurus), dan merupakan ordo ocarina. Alat musik ini terbuat dari bambu, memiliki sebuah lubang tiup dan 4 lubang nada yang terletak di bagian tengah instrumen. Talaloit merupakan alat musik solo dalam kesenian Batak Toba. Bagi masyarakat Batak Toba, alat musik ini dipercaya sebagai media penyampai doa kepada Debata Mula Jadi Na Bolon (Tuhan dalam konsep kepercayaan Monolatry). Dalam perkembangannya, fungsinya melebar menjadi alat pengusir hama pertanian masyarakat Batak Toba. Bunyi unik yang dihasilkan talaloit ini diambil dari alam yang menyerupai suara burung elang. Namun sayangnya, kini alat musik ini sudah jarang digunakan sehingga pengetahuan dan bentuk fisiknya sudah diambang kepunahan.
12. Alat Musik Sordam
Sordam
merupakan alat musik tradisional Batak Toba yang hampir punah, namun masih ada
yang melestarikannya. Ciri khas utama dari alat musik adalah suara yang dihasilkannya
memiliki nuansa yang memilukan dan identik dengan duka. Dahulu, sordam
biasa digunakan untuk memanggil roh yang berkaitan dengan ritual kepercayaan
setempat, sehingga alat ini tidak boleh asal karea diyakini dapat membawa
petaka jika dimainkan secara sembarangan. Alat musik sordam menggunakan
skala nada pentatonis sehingga hanay dapat dimainkan secara tunggal dan tidak
dapat dilibatkan dalan ensambel. Namun semakin berkembangnya zaman, sordam juga
mulai merambah ke panggung hiburan.
13. Alat Musik Balobat
Balobat, atau juga dapat disebut ‘beluat’, merupakan alat musik tradisional Suku Karo, salah satu sub-etnik Batak yang bermukim di utara Danau Toba. Alat musik ini terbuat dari seruas pucuk bambu berukuran sejengkal jari tangan. Balobat memiliki lubang nada berjumlah 6 lubang, menggunakan skala nada minor dan mayor serta menciptakan susunan nada pentatonis yang melankolis khas budaya Karo. Alat ini dapat dimainkan secara tunggal atau ensambel.
14. Alat Musik Keteng-Keteng
Keteng-keteng merupakan alat musik pukul tradisional Suku Karo, Sumatera Utara, yang terbuat dari bambu. Alat musik ini berbentuk seperti kentongan, memiliki panjang sekitar setengah meter, dan memiliki senar yang merupakan kupasan dari kulit bambu itu sendiri. Alat ini dibunyikan menggunakan sepasang tongkat pemukul yang terbuat dari potongan bambu. Cara memainkannya adalah dengan menabuhnya seperti menabuh drum. Suara yang dihasilkan begitu unik dan khas, berupa suara pukulan bambu yang tercampur dengan suara senar.
15. Tali Sasayat/Sitalasayak
Tali Sasayat atau Sitalasayak terbuat dari kuningan, dimainkan dengan cara memasukkan jari telunjuk kiri dan kanan yang dikaitkan pada simpulan tali kemudian ditepuk-tepukkan. Alat ini biasa dimainkan pada saat upacara adat masyarakat Batak Simalungun. Sitalasayak biasa dimainkan bersama beberapa jenis alat musik lain, seperti gondrang sipitu-pitu (terdiri dari 7 buah gendang), gondrang sidua-dua (terdiri dari 2 gendang), ogung (gong), mongmongan (canang/gong kecil), dan sarune bolon (alat musik tiup).
16. Gong Panganak
Alat musik ini dibuat dari bahan kayu dan kuningan. Pada zaman dulu, Gong Panganak ditabuh untuk mengumumkan perintah raja kepada rakyatnya, juga digunakan pada upacara adat kematian, perkawinan, dan memasuki kediaman baru. Dewasa ini, alat ini juga dimainkan pada saat upacara gereja, hari besar nasional, dan menyambut tamu.
17. Alat Musik Fatricia
Fatricia
adalah alat musik tradisional khas Nias yang biasa dimainkan bersama alat musik
aromba (gong berukuran besar) dan fondrah/tutu (sejenis gendang panjang) pada
saat upacara besar (owasa) dan pesta adat (perkawinan dan
kematian). Permainan alat musik ini akan berlangsung selama berhari-hari
sebelum upacara dilaksanakan agar masyarakat setempat dan desa tetangga dapat
mendengarnya.
18. Alat Musik Ogung
Ogung adalah alat musik idiofon sejenis gong. Dalam kesenian tradisional Batak Toba, ogung memegang peranan penting pada ensambel Gondang Sabangunan. Ogung terdiri dari 4 buah gong yang masing-masing memiliki namanya sendiri, yaitu: Oloan, Ihutan, Panggora, dan Doal. Keempat jenis ogung tersebut biasa digunakan bersama dengan taganing dan sarune bolon sebagai penjaga tempo. Instrumen ini dimainkan oleh 4 orang, dipukul menggunakan alat pemukul. Ogung terbuat dari kuningan dan memiliki pencu.
19. Alat Musik Panggora
Panggora adalah alat musik sejenis gong yang berpencu dan dimainkan oleh satu orang. Bunyi dari alat ini adalah ‘pok’ yang timbul karena gong ini dimainkan dengan memukul pencu-nya menggunakan alat pemukul, namun pinggiran gong tersebut diredam dengan tangan. Panggora memilki ukuran diameter hingga 37 cm, tebal 6 cm, dan diameter pencu-nya 13 cm.
20. Alat Musik Gordang
Berbeda
dengan panggora yang bentuknya seperti gong, alat musik gordang bentuknya
seperti gendang Jawa. Alat ini biasa dimainkan pada acara-acara musik gamelan.
Gordang terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.
Referensi: https://budaya-indonesia.org/
No comments
berkomentar sesuai dengan jatidirimu