Header Ads

Dayok Nabinatur dari Simalungun

Setiap suku tentunya memiliki makanan khasnya masing masing. Demikian pula dengan Simalungun. Ada beberapa jenis makanan yang merupakan khas dari Simalungun. Salah satu diantaranya adalah Dayok Nabinatur (ayam yang diatur). Makanan khas yang ini tidak akan Anda temui setiap harinya, melainkan hanya disajikan ketika upacara adat ataupun acara dalam suatu keluarga. Selain sebagai hidangan acara keluarga dan acara adat, Masakan ini biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai pemberian kepada seseorang atau kelompok sebagai bentuk ucapan terima kasih dan rasa syukur serta doa dengan harapan orang yang menerima tersebut diberikan kesehatan oleh Sang Pencipta, memiliki keteraturan dalam hidupnya dan semangat. Dalam proses Dayok Nabinatur sering disebutkan kata-kata seperti, "Sai Andohar ma songon paratur ni Dayok Nabinatur on" yang artinya semoga kita bisa menjadi orang yang lebih baik dan hidup sesuai dengan aturan yang ada.

 

Dayok Nabinatur merupakan makanan adat yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Simalungun. Pada awalnya, makanan ini diberikan kepada raja, dan kini kerap diberikan kepada tokoh masyarakat dan pimpinan daerah. Dulu makanan ini umumnya diracik atau dibuat kaum lelaki, tapi saat ini sudah bisa dibuat perempuan. Secara filosofis, orang yang menikmati atau mengonsumsi makanan ini diharapkan menerima berkat dan menemukan keteraturan dalam hidup, seperti halnya keteraturan masakan ayam yang sudah diatur.


Saat menyerahkan makanan itu, orangtua menyampaikan kalimat-kalimat harapan terhadap anak yang hendak bepergian, semacam petuah agar hidup bisa teratur di perantauan, santun dan tahu etika. Ayam sebagai bahan baku makanan ini biasanya ayam kampung atau ayam hutan jantan. Orang Simalungun patut bersyukur, sebab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menetapkan makanan khas Simalungun, Dayok Nabinatur, sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Berikut Resep Dayok Nabinatur Khas Simalungun

Bahan-bahan:
1. Ayam Kampung 1 ekor

2. Sikkam (Kulit batang daun salam) 5 x 30 cm

3. Kelapa parut 1 buah

4. Lengkuas 2 cm

5. Jahe 1 cm

6. Serai 5 batang

7. Bawang merah 5 siung

6. Bawang putih 2 siung

7. Daun salam secukupnya

8. Lada secukupnya

9. Cabe merah/rawit secukupnya

10.Darah ayam yang di sisihkan

Cara Membuat:

A. Untuk Ayam

1. Potong ayam dan kemudian dibedah menurut versi adat simalungun.

2. Ambil daging pada bagian dada ayam (untuk dicincang halus jadi Hinasumba), lalu sisihkan.

3. Haluskan semua bumbu-bumbu (lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih, lada) kecuali serai cukup dimemarkan.

4. Tumis bumbu yang telah di haluskan, batang serai dan daun salam di dalam kuali kemudian masukkan potongan daging ayam beserta bagian dalamnya yang telah di bersihkan.

5. Tunggu kurang lebih 10 menit (setengah matang), kemudian masukkan kelapa parut yang sudah disangrai terlebih dahulu. Biarkan selama 30 menit sampai ayamnya matang, lalu angkat.

B. Untuk Hinasumba/daging cincang halus

1. Memarkan Sikkam sampai bisa diperas airnya, kemudian tambahkan sedikit air supaya bisa diperas.

2. Mulailah memeras sikkam yang sudah diberi air sebelumnya, sisihkan.

3. Campur air sikkam dengan darah ayam yang dipotong.

4. Cincang halus daging (dada ayam) yang telah direbus bersama ayam tadi.

5. Campurkan daging yang telah dicincang dengan darah yang telah di campur dengan air sikkam, dan hinasumba telah jadi.

C. Penyajian:

1. Susun ayam di sebuah piring lonjong mulai dari kepala, bagian dalam, sayap, paha dan sampai ekor ayam sesuai bentuk ayam utuh

2. Taburi hinasumba di sekeliling ayam yang sudah disusun, lalu hidangkan.

No comments

berkomentar sesuai dengan jatidirimu

Powered by Blogger.