Tari khas Batak Pak-pak
Etnis Pakpak mendiami wilayah Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat
dan sebagian wilayah Aceh singkil dan sublusalam. Suku pak-pak juga dibagi
dengan lima sub suku yang dikenal dengan silima suak. Suak yang dimaksud adalah
suak keppas, suak pegagan, suak sim-sim, suak kelasen, dan suak boang. Pakpak
memiliki khasanah tarian tradisional yang identik dengan pola kehidupan
sehari-hari suku Pakpak. Tari tradisional Pakpak kerap ditampilkan dalam acara
adat maupun acara pertunjukan biasa. Tari dalam Bahasa Pakpak adalah disebut
dengan “Tatak” dan menari disebut dengan “tumatak”. Beberapa jenis tarian
tradisional Pakpak :
* Tatak Menapu Kopi
Kopi merupakan salah satu
jenis hasil pertanian di Tanah Pakpak. Seperti kita tau bahwa kopi Sidikalang
adalah salah satu varian kopi ternama di dunia. “Tatak Muat Kopi” ini
menceritakan bagaimana proses memanen kopi, menumbuk kopi dan menjemur kopi
yang dilakukan oleh petani di kampungnya saat datang musim panen.
*Tatak Garo-garo.
Tari ini menggambarkan
kehidupan burung, terbang kesana kemari mencari makan dan bersendau gurau
dengan kawan-kawannya. Tatak Garo Garo merupakan tatak yang menceritakan
tentang seorang perempuan yang sedang mencari pasangan di kampungnya namun
tidak juga menemukannya karena pemuda yang dicari sedang pergi merantau ke
kampung seberang. Suatu ketika mereka bertemu dan akhirnya pemuda tersebut
membawa pulang sang kekasih. Tatak ini biasa diiringi dengan lagu
pertangis-tangis Menci. Masyarakat Pakpak sendiri menari-kan tarian ini ketika
masa panen tiba yang menandakan sukacita masyarakat atas panen yang berlimpah.
* Tatak Dembas Simanguda
Tari ini menceritakan
tentang doa dan mohon berkat petani yang disampaikan kepada nenek moyang (Sarat
spiritual magis yaitu animisme karena menyebut berkali-kali "Mpung")
agar diberi kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan pekerjaan.
* Tatak Muat Page/Menabi
Page
Tatak Muat Page/Menabi Page
menceritakan bagaimana proses mulai dari memanen padi, mengerrik (Memisahkan
padi dari batangnya dengan menggunakan telapak kaki), membawa pulang kerumah
yang dilakukan oleh pemuda-pemudi di kampungnya saat datang musim panen. Taktak
ini menggambarkan kegembiraan dari para muda-mudi. Hal ini terjadi karena pada
zaman dahulu, para muda-mudi di daerah Pakpak hanya dapat bertemu dan berbicara
lebih dekat satu sama lain pada saat masa panen. Tatak ini menggambarkan
tentang kegembiraan dalam memanen padi.
* Tatak Renggisa
Renggisa merupakan jenis
burung yang selalu setia terbang bersama pasangannya. Tatak Renggisa ini
menceritakan tentang keserasian sepasang Renggisa yang berwarna putih dengan
Renggisa yang berwarna hitam terbang melewati bukit-bukit sambil mengepakkan
sayapnya secara bergantian sehingga menghasilkan suara yang enak didengar.
Cerita ini diibaratkan dengan sepasang remaja yang sedang jatuh cinta dan
saling setia antara yang satu dengan yang lainnya.
* Tatak Menerser Page
Tatak ini diciptakan dari
kegiatan masyarakat saat panen Padi, Tatak ini menggambarkan bagaimana proses
bercocok tanam mulai dari memanen padi "menabi", mengerrik,
membersihkan dan membawa pulang hasil panen padi tersebut.
* Tatak Nantampuk Emas
Tatak Nantampuk Mas berarti
tarian putri Nantampuk Mas, dinamakan Nantampuk Mas, karena dulunya Tatak ini
hanya ditarikan oleh putri raja (Beru Pertaki) yang bergelar Nantampuk Mas.
Dalam kesehariannya, sang putri selalu mengisi waktu senggangnya dengan menari
bersama para dayang di kediamannya, atau yang dalam bahasa Pakpak disebut jero.
Dikarenakan ketidaksengajaan para dayang menarikan Tatak tersebut di luar
istana, membuat Tatak ini akhirnya di kenal oleh masyarakat Pakpak di luar
istana.
* Tatak Ndembas
Tarian ini mirip dengan
Tatak Nantampuk Emas, perbedaannya kalau Tatak ini boleh di tari kan oleh kaum
ibu-ibu. Disebut Tatak Ndembas, karena tarian ini di tari kan sambil bernyanyi
dan umumnya tarian ini merupakan ungkapan penyesalan ataupun pelampiasan dari
para ibu-ibu yang mengalami kawin paksa ataupun yang mengalami tekanan-tekanan
sehingga mengharuskan untuk menikah. Isi daripada nyanyian yang dinyanyikan pun
juga merupakan ungkapan-ungkapan kekesalan ataupun hal-hal yang mengganjal di
hati dikarenakan mereka tidak dapat melawan kata orangtuanya.
* Tatak Balang Cikua
Dalam kepercayaan suku
Pakpak Balang Cikua "Cangcorang" dapat memberikan informasi kepada
kita dengan menggunakan kaki depannya apabila kita bertanya kepadanya. Tatak
Balang Cikua ini menceritakan tentang sepasang muda-mudi yang tersesat di hutan
dan tidak tau arah pulang dan dari kepercayaan tersebut muda-mudi tersebut
menangkap Balang Cikua "Cangcorang" dan bertanya kemana arah untuk
keluar dari hutan.
* Tatak Mendedohi/
Menganjaki Takal-takal
Taktak ini dulunya adalah
rangkaian upacara ritual bagi orang Pakpak, dimana mereka menginjak-injak kepala
musuh atau tawanan yang sudah di penggal dan kemudian di rebus. Namun sekarang
tatak ini di tari kan dengan menggunakan replika kepala manusia untuk di injak
dan sudah menjadi bagian pertunjukan bagi masyarakat Pakpak.
* Tatak Persembahan
* Tatak Memuro
* Tatak Mengindangi
* Tatak Mendedah
* Tatak Kuda-Kuda
* Tatak Graha (Persiapan
Perang)
* Tatak Moccak/Moncak (Tari
Pencak Silat)
* Tatak Ranggo Jodi
* Tatak Nandorbin
* Tatak Kipudung
* Tatak Adat
* Tatak Mersulangat
No comments
berkomentar sesuai dengan jatidirimu