Header Ads

Kesaktian Nenek Moyang Batak

Kesaktian nenek moyang orang Batak sudah banyak di ketahui, baik cerita dari orang-orang tua maupun dari buku-buku Pustaha (buku klasik). Masih ingat kan dengan cerita sipahabang losung? Cerita ini mungkin bisa saja memang benar-benar terjadi pada zaman dulu di mana pada saat itu agama dan budaya asing belum masuk ke tanah Batak.

Namun seiring masuknya agama dan pengaruh budaya asing maka keyakinan terhadap hal-hal mistis itu semakin terkikis dan perlahan-lahan berkurang dan akhirnya nyaris punah. Apalagi di zaman sekarang dengan semakin maju ilmu pengetahuan, hal-hal yang berbau mistis itu sepertinya terbantahkan karena tidak bisa dibuktikan secara ilmiah seperti halnya ilmu pengetahuan dan teknologi . Masyarakat Rumpun Batak, dahulu, menggunakan tulisan hanya untuk:

1. Ilmu Supranatural (Hadatuon)

2. Surat (kebanyakan bentuk surat ancaman)

3. Bagi Orang Karo, simalungun dan Angkola-Mandailing, ada ditemukan karya Sastra berbentuk Ratapan (Orang Karo menyebutnya Bilang-Bilang, Simalungun: Suman-Suman, Angkola-Mandailing: Andung), Karya Sastra berbentuk ratapan ini biasa ditulis pada wadah bambu atau lidi tenun. Perihal ilmu Supranatural (hadatuon), dalam Pustaha Laklak bisa kita kelompokkan berbagai Ilmu-Ilmu Supranatural Batak, sebagai berikut:

1. Pangulubalang

2. Tunggal Panaluan

3. Pamunu Tanduk

4. Pamodilan/Tembak

5. Gadam

6. Pagar

7. Sarang Timah

8. Simbora

9. Songon

10. Piluk-piluk

11. Tamba Tua

12. Dorma

13. Paranggiron

14. Porsili

15. Ambangan

16. Pamapai Ulu-ulu

17. Ramalan Perbintangan (Pormesa na Sampulu Duwa, Panggorda na Ualu, Pehu na Pitu, Pormamis na Lima, Tajom Burik, Panei na Bolon, Porhalaan, Ari Rojang, Ari na Pitu, Sitiga Bulan, Katika Johor, Pangarambui.

18. Ramalan memakai Binatang (Aji Nangkapiring, Manuk Gantung, Aji Payung, Porbuhitan, Gorak-gorahan Sibarobat. 

19. Ramalan Rambu Siporhas, Panambuhi, Pormunian, Partimusan, Hariara masundung di langit, Parsopouan, Tondung, Rasiyan.

Banyak kita temukan ilmu untuk menyerang musuh dan santet. bisa dalam bentuk racun ataupun ilmu lainnya, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Panghulubalang

Pangulubalang adalah washilah yang dijadikan hulubalang Sang Datu (Dukun) untuk menghancurkan musuh dan mahluk gaib lainnya. Seorang anak kecil diculik, lalu diasuh oleh si Datu. Segala maunya dituruti asal bisa patuh. Pada saat yang ditentukan, kemudian sianak dikorbankan, dengan cara dimasukkan kedalam mulutnya berupa cairan timah yang mendidih. Kemudian mayatnya dipotong-potong dan dicampur dengan beberapa ramuan dan dibiarkan membusuk. Air fermentasi yang keluar dari mayat anak tadi disimpan didalam cawan, lalu sisanya dibakar untuk mendapatkan abunya. Untuk memanggil Sianak yang sudah dikorbankan tadi, disiapkanlah patung. Patung inilah yang disebut Pangulubalang. Patung ini berfungsi untuk penolak bala, sedang datu bisa memanfaatkannya untuk disuruh menyerang musuh, berupa santet.

2. Tunggal Panaluan

Tunggal Panaluan adalah berupa tongkat sakti yang dimiliki Datu-datu Batak, diyakini bahwa tongkat ini hidup dan bisa disuruh.

3. Pamunu/Pembunuh Tanduk

Pamunu/Pembunuh Tanduk adalah ilmu yang berfungsi untuk menetralkan ilmu kiriman lawan. bisa juga digunakan untuk menyerang musuh. Ini berupa tanduk.

4. Pamodilan/Tembak 

Pamodilan/Tembak adalah ilmu yang digunakan untuk menembak musuh baik dengan menggunakan senapan (bodil) maupun dengan syarat atau tabas-tabas (mantra) tanpa menggunakan senjata.

5. Gadam

Gadam adalah ilmu racun sehingga kulit musuh akan seperti penderita kusta.

6. Pagar (Penolak Bala)

Okultisme Batak ini dibuat dari berbagai bahan dengan waktu dan cara pembuatannya yang sangat mengikuti prosesi ritual. Biasanya menggunakan ayam, lalu bahan dibawa ke tempat yang dianggap keramat (sombaon, sinumbah). Dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk membuat ramuan Pagar ini. Ramuan ditumbuk halus seperti pasta atau bubuk yang disimpan dalam Naga Morsarang (tanduk kerbau yang berukir). “Pagar hami so hona begu so hona aji ni halak” ini contoh tabas (mantra) yang digunakan. Penggunaan penolak bala ini, biasanya diberikan pada pasien perorangan ataupun kolektif, seperti; Pagar Panganon (Ilmu tolak bala berupa makanan yang wajib dimakan pasien), Pagar Sihuntion (dijunjung atau digantung oleh perempuan hamil), Pagar ni halang ulu modom ( Digantung didekat tempat tidur org yang sakit), Pagar Sada bagas (Tolak bala sekeluarga), Pagar Sada huta (Ruwatan Kampung).

7. Azimat

Azimat, dulu Orang Batak akan lebih ‘pede’ jika pakai jimat. Simbora adalah azimat asli Batak yang terbuat dari timah hitam. Selain itu, kita temukan juga azimat dari gigi binatang; seperti harimau, beruang. Ada juga jimat agar tidak mempan peluru yang biasa terbuat dari tulang kerbau yang dirajahi; azimat ini disebut Sarang Bodil atau Sarang Tima.

8. Songon/Pohung/Piluk-piluk

Songon/Pohung/Piluk-piluk adalah sejenis patung (gana-gana) yang diletakkan di ladang untuk melindungi dari pencuri. “Surung ma ho Batara Pangulubalang ni pohungku, ama ni pungpung jari-jari, ina ni pungpung jari-jari, Batara si pungpung jari. Surung pamungpung ma jari-jari ni sitangko sinuanku onon, surung bunu”, ini adalah mantra (tabas) Pohung agar pencuri menjadi lumpuh jari-jarinya, bahkan mati.

Tukkot Tunggal Panaluan & Pinggan yang biasa dipergunakan leluhur Batak untuk wadah makanan adat atau kepentingan hadatuon; memang banyak yang sudah beralih tangan ke pihak luar. Pustaha laklak juga banyak beralih tangan kepemilikan. Demikianlah cerita-cerita mistis dan juga kesaktian leluhur orang Batak. Pada zaman modern sekarang ini sudah sulit dijumpai, yang diakibatkan pleh semakin majunya pemikiran manusia dan semakin derasnya arus moderenisasi hingga generasi muda sekarang sudah banyak yang tidak mempercayainya atau bahkan meninggalkannya.

No comments

berkomentar sesuai dengan jatidirimu

Powered by Blogger.