Kesenian Tradisional Kalimantan
Luasnya Indonesia, membuat deretan kesenian tradisional Kalimantan Selatan, juga patut untuk diketahui. Pasalnya, beberapa seni tari hingga alat musik tradisional di daerah ini, sudah tidak lagi banyak diketahui, bahkan keberadaannya, telah di ambang kepunahan.
Tidak mau kan, jika keragaman seni Indonesia, khususnya kesenian tradisional Kalimantan Selatan punah diambil negara lain, dan lainnya? Maka dari itu, untuk para generasi baru, penting untuk melestarikan, atau setidaknya mengetahui.
Kesenian Tradisional Kalimantan Selatan di Ambang Kepunahan
ada tiga kesenian tradisional Kalimantan Selatan yang berada di ambang kepunahan. Yaitu adalah Bagandut, Baandi-andi, dan Balamut. Dilansir dari klikkalimantan.com, tidak hanya tiga kesenian tersebut, setidaknya masih ada empat alat musik tradisional, yang juga sudah mulai jarang ditemui. Empat alat musik itu adalah Kuriding, Garupai, Kurung-kurung, dan Bunggut. Bahkan, untuk kesenian tradisional Kalimantan Selatan Baandi-andi, hanya tersisa dua orang yang masih mampu membawakannya. Mereka adalah Aban dan Aluh, yang sudah lanjut usia, yakni Aban berusia 94 tahun dan Aluh 60 tahun.
Kesenian Tradisional Dikalahkan Gadget
Sungguh sangat miris mendengarnya, jika kesenian asli Indonesia, sudah berada di ambang kepunahan, karena sudah tidak ada yang melestarikannya. Pasalnya, kini hal-hal yang berbau tradisional sudah mulai ditinggalkan, dan digantikan dengan teknologi modern, serta gadget sebagai mainan anak zaman sekarang. Sehingga, kecanggihan teknologi, membuat generasi penerus lebih memilih gadget, ketimbang belajar dan mengetahui kesenian tradisional.
Sebenarnya, tidak ada salahnya kamu bermain gadget, namun pastikan dengan kecanggihan teknologi, kamu juga bisa sambil belajar dan mencari informasi terkait kesenian tradisional Indonesia, khususnya kesenian tradisional Kalimantan Selatan.
Kesenian Tradisional Kalimantan Selatan
Nah, buat kamu yang masih belum tahu, apa saja sih, kesenian tradisional Kalimantan Selatan, yuk simak rangkumannya berikut ini.
1. Tarian
Tarian kesenian tradisional Kalimantan Selatan, tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Hal tersebut tercipta dari latar belakang budaya yang berbeda, yang mewarnai kesejarahan masyarakatnya. Sehingga, daerah ini tentunya punya keunikan yang tidak dimiliki daerah lain. Untuk kesenian di Kalimantan Selatan ini, didominasi oleh Suku Banjar dan Suku Dayak Meratus. Dari dua suku tersebut, setidaknya kami akan rangkum menjadi delapan tarian tradisional Kalimantan Selatan. Meski tidak mencakup semuanya, namun beberapa tarian tradisional Kalimantan Selatan, yang dilansir dari berbagai sumber ini, semoga bisa membuka mata bahwa kesenian tradisional tak kalah bagus dan indah.
a. Tari Gandut (Bagandut)
Tarian tradisional Kalimantan Selatan yang pertama adalah Tari Gandut atau Bagandut. Tari ini juga disebut hampir mirip dengan Tari Ronggeng dari Sumatera dan Tari Tayub dari Jawa.
Tarian khas Kalimantan Selatan ini, awalnya populer hanya di lingkungan istana. Namun, akhirnya tarian ini pun juga mulai populer di kalangan masyarakat biasa, sekitar 1860-an. Uniknya, para penari yang cantik dan pandai menari ini juga harus menguasai bela diri dan mantra-mantra tertentu. Bukan tanpa tujuan, hal ini dilakukan untuk melindungi diri dari tangan-tangan jahil penonton.
Para penonton jahil tersebut, biasanya menggunakan ilmu hitam untuk mencoba memikat para penari. Namun, tarian ini tetap lestari, khususnya di Kabupaten Tapin.
b. Tari Babangsai
Tarian selanjutnya adalah Tari Babangsai, yang merupakan tarian dari Suku Dayak Meratus. Tarian ini juga biasa disajikan dalam upacara Aruh Ganal. Tidak hanya itu, Tarian Babangsai juga sering disajikan untuk acara kenduri besar atau panen raya. Adapun tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur, atas rasa gembira dari berhasilnya panen padi. Untuk Aruh Ganal sendiri adalah acara tahunan bagi masyarakat adat Lokasado Hulu Sungai di Kalimantan Selatan. Selain tujuan di atas, tarian ini tentunya bisa disajikan sebagai hiburan untuk masyarakat.
c. Tari Radap Rahayu
Dikenal sebagai tarian tolak bala, Tarian Radap Rahayu zaman dulu merupakan tarian klasik yang bersifat sakral. Tarian ini memiliki penari berjumlah ganjil, dan tidak hanya tarian, tapi juga diselingi dengan syair, yang isinya bisa mengundang makhluk halus. Pernah hampir punah, namun pada 1928, tarian ini hidup kembali oleh tokoh masyarakat Banjar, yaitu Kiai Amir Hasan Bondan. Tari Radap Rahayu juga sering dijadikan tari penyambutan, semenjak punah dan mengalami banyak perubahan.
d. Tari Tirik Lalan
Kesenian tradisional Kalimantan Selatan berupa Tarian Tirik Lalan, ini merupakan perkembangan dari tari Gandut di Kabupaten Tapin. Ada cerita yang ada di dalam tarian tersebut. Intinya tarian ini menggambarkan bujuk rayu seorang laki-laki, terhadap wanita yang dicintainya, agar diizinkan pergi untuk suatu urusan.
e. Tari Kanjar
Tari Kanjar atau biasa disebut Kakanjaran. Tarian khas Kalimantan Selatan ini, berasal dari Suku Dayak Meratus, dan dikembangkan di Kecamatan Lokasado. Disajikan sebagai hiburan, tarian ini juga biasa digelar para aruh (kenduri), khususnya yang berkaitan dengan padi, seperti sukses panen.
f. Tari Baksa Kembang
Tarian yang tumbuh dan berkembang di Kerajaan Banjar, selain Tari Radap Rahayu adalah Tari Baksa Kembang. tarian ini bisa disajikan secara tunggal maupun kelompok, dan biasanya berjumlah ganjil. Mengapa namanya Baksa Kembang? Hal itu dikarenakan, tarian ini menggambarkan kebiasaan gadis remaja dalam merangkai bunga di halaman istana Banjar. Tarian ini juga sering disajikan untuk menyambut tamu-tamu agung, dan dilakukan oleh putri-putri keraton.
g. Tari Tantayungan
Berbeda dari tari-tarian sebelumnya, karena Tari Tantayungan ini menggunakan properti topeng. Tarian adat kesenian tradisional Kalimantan Selatan ini, merupakan tarian khas masyarakat Barikin di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Namun, saat ini Tari Tantayungan sudah jarang dimainkan, karena dalam tarian ini, salah satu penarinya harus berasal dari garis keturunan leluhur di sana. Pasalnya, tarian ini sangat sakral, karena penarinya seringkali kerasukan roh-roh leluhur, yang dulunya juga seorang penari Tari Tantayungan.
h. Tari Tandik Balian
Tarian yang terakhir ini adalah Tari Tandik Balian, yang dikenal sebagai tarian upacara pengobatan pada suku Dayak, Bawo, Dayak Dusun, Dayak Maanyan, Dayak lawangan, Dayak Benuaq, dan Dayak Bukit. Selain pengobatan, tarian tentunya juga disajikan untuk dinikmati sebagai atraksi seni yang menarik.
No comments
berkomentar sesuai dengan jatidirimu