Senjata tradisional warga Minang
Bentuknya kecil dan imut. Namun, siapa yang menyangka pisau berbentuk kuku harimau ini ternyata begitu mematikan di tangan ahli bela diri pencak silat?. Nama senjata ini kerambit, ada juga yang menyebutnya karambit. Kanal televisi internasional National Geographic pernah menobatkan senjata tersebut sebagai “the deadliest knife in the world” atau pisau paling mematikan di seluruh dunia.
Konon, dalam pembuatannya, mata kerambit sangatlah tajam. Ia bisa menyayat dan merobek anggota tubuh lawan dalam sekali tikam. Rumor yang beredar juga menyebutkan, senjata jenis ini mampu melumpuhkan musuh secara cepat dan tak terdeteksi. Wah!
Pada umumnya, kerambit merupakan pisau genggam kecil yang berbentuk melengkung seperti kuku harimau. Pada bagian pangkal pegangan kerambit biasanya terdapat lubang untuk dimasuki jari telunjuk. Bagi masyarakat Minangkabau dan sekitarnya, kerambit lazim digunakan sebagai alat pertahanan tubuh dan menjadi bagian dari seni bela diri pencak silat. Setali tiga uang, para penduduk setempat juga menggunakan kerambit sebagai alat untuk bertani.
Anda yang pernah menonton film laga legendaris Indonesia The Raid 2 tentu pernah mengetahui penggunaan kerambit. Bentuknya yang melengkung dengan ujung lancip sangat efektif untuk menyayat, mencakar, dan merobek. Sementara, mata pisau yang tajam memanjang pada hampir seluruh sisi bagian dalam pisau juga membuatnya begitu mudah untuk memotong.
Disebutkan dalam GNFI, kerambit juga menjadi salah satu senjata wajib pasukan tentara di Amerika Serikat, US Marshall. Tentara Kanada juga konon pernah memakai kerambit dalam sebuah misi perang pada 2004. Tak catatan pasti mengapa kerambit begitu masyhur di luar negeri. Sebagian orang menyebutkan, para perantau asal Minang yang terbiasa membawa kerambit sebagai senjata pertahanan, menyebar ke berbagai negara. Negara-negara yang dituju di antaranya Malaysia dan Filipina.
Bentuk kerambit yang menyerupai kuku harimau juga terinspirasi dari mamalia ganas tersebut. Cara penggunaannya pun mirip dengan bagaimana binatang itu bertarung. Kala itu, harimau memang banyak berkeliaran di hutan Sumatera. Pada masa perjuangan kemerdekaan, tentara Indonesia kerap menggunakan kerambit jika senjata lain sudah tak bisa digunakan lagi. Tentara yang tercatat lihai menggunakan alat ini adalah pejuang dari Tanah Minang di Sumatra dan Bugis di Sulawesi. Sebagai senjata yang khusus digunakan dalam pertarungan jarak dekat, sangat diperlukan keberanian dan keahlian bela diri untuk menggunakan kerambit.
No comments
berkomentar sesuai dengan jatidirimu