Tari Tradisional Kalimantan
Berikut ini adalah 6 tari adat tradisional Kalimantan Selatan dengan keunikannya masing-masing.
1. Tari Maryam Tikar
Kata tikar pada tarian ini dikarenakan para remaja dari daerah Margasari ini kerap melakukan aktivitas menganyam tikar. Tari Maryam Tikar ini biasa dibawakan kurang lebih oleh 10 orang penari yang seluruhnya adalah wanita. Tari ini dilakukan selama 6 menit dengan menggunakan busana tradisional Kalimantan.
2. Tari Radap Rahayu
Tari Radap Rahayu merupakan tarian klasik yang awalnya bersifat sakral, berfungsi untuk menolak bala dalam tradisi Tapung Tawar. Tari ini menceritakan turunnya para bidadari ke dunia untuk memberi keselamatan. Penarinya berjumlah ganjil dan disajikan dengan diselingi syair yang isinya mengundang makhluk-makhluk halus, khususnya pada gerak Tapung Tawar.
Meski sempat mengalami mati suri, tarian ini dihidupkan kembali pada tahun 1928 oleh Kiai Amir Hasan Bondan, tokoh masyarakat Banjar. Seiring perkembangan, tarian tradisional Kalimantan khas Banjar ini pun mengalami banyak perubahan, tidak terkecuali perubahan fungsionalitasnya. Saat ini, Radap Rahayu hanya difungsikan sebagai Tari Penyambutan.
3. Tari Tandik Balian
Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan selanjutnya adalah Tari Tandik Balian yang merupakan salah satu tari tradisional suku Dayak Warukin. Dinamakan Dayak Warukin karena tarian ini berasal dari Suku Maanyan yang tinggal di desa Haus dan desa Warukin. Desa ini terletak di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan di mana banyak ditemukan suku dayak warukin.
Suku Dayak Warukin merupakan sub suku dari Suku Maanyan. Suku Maanyan memiliki tradisi upacara Balian bulat. Kemudian terdapat satu atraksi kesenian dalam upacara ini. Oleh karena itu, terciptalah Tari Tandik Balian. Tarian ini biasanya dilakukan oleh kaum pria dengan menggunakan penutup kepala dan celana serta gelang tangan.
4. Tari Baksa Kembang
Selain Radap Rahayu, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan yang tumbuh dan berkembang di Kerajaan Banjar adalah Tari Baksa Kembang. Sebuah tarian klasik yang bisa disajikan secara tunggal atau berkelompok, yang mana semua penarinya adalah wanita dalam jumlah ganjil. Tari ini menggambarkan kebiasaan gadis remaja dalam merangkai bunga di halaman istana Banjar.
Di masa lalu, tarian ini difungsikan untuk menyambut tamu-tamu agung dan ditarikan khusus oleh putri-putri keraton. Dalam perkembangannya, keberadaan Baksa Kembang pun melebar ke tengah-tengah masyarakat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar. Perihal sejarahnya, tari ini diperkirakan telah ada sebelum pemerintahan raja pertama Kerajaan Banjar.
5. Tari Babangsai
Tarian Babangsai adalah salah satu Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan yang berasal dari suku Dayak Bukit. Tarian ini pada asalnya adalah ritual yang sering dilakukan oleh suku dayak. Gerakan tari Babangsai sedikit mirip dengan tari Kanjar.
Jika tari Kanjar dibawakan oleh kaum pria, tari Babangsai ini dibawakan oleh wanita. Tarian ini memiliki ciri khas gerakan berputar mengelilingi satu poros yang merupakan altar.Altar ini biasa digunakan sebagai tempat sesaji yang diperuntukan bagi dewa / tuhan. Tarian ini juga dinilai serupa dengan salah satu upacara ritual Suku Dayak Ot Danum.
6. Tari Tantayungan
Kalimantan Selatan memiliki beberapa tarian yang menggunakan properti topeng, salah satunya adalah Tari Tantayungan. Ini merupakan tarian adat Kalimantan Selatan khas masyarakat Barikin di kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tarian topeng ini sudah sangat jarang dimainkan, salah satunya karena penari haruslah dari garis keturunan leluhur disana.
Tari Tantayungan merupakan kesenian sakral bagian dari upacara adat. Penarinya atau yang biasa disebut panopengan ketika menari sering kali kerasukan roh-roh leluhur yang dulunya juga penari tarian ini. Meski diklaim sebagai kesenian khas Barikin, ada juga beberapa sumber yang mengatakan tari ini awalnya sering ditampilkan di desa Ayuang.
No comments
berkomentar sesuai dengan jatidirimu